Ket Foto : Dhe Eling,Mahasiswi Fakultas Hukum Universita Lancang Kuning.foto dok pribadi.

Cerita Dhea, Mahasiswi Fakultas Hukum Unilak UTS Online, Awalnya Was Was Tapi Akhirnya Terjawab

Unilak-Dhea Eling, mahasiswi fakultas hukum Universitas Lancang Kuning berhasil menyelesaikan soal ujian tengah semester yang dilakukan secara online, harap-harap cemas terpikir di benak Dhea sebelum pelaksanaan ujian. Di hari itu, (Kamis,9/04/2020) merupakan ujian tengah semester mata kuliah Hukum Perdata Internasional (HPI), ujian berlangsung sejak pukul 09.00-10.15.

Dhea menjelaskan mulanya jadwal ujian telah keluar dua minggu lalu namun wabah corona yang terjadi tak kunjung berakhir ujian pun dilakukan online. Dari dalam kamarnya sejak malam hari ia telah mempersiapkan diri untuk ujian, mulai penambahan paket internet, dan membiasakan diri menggunakan teknologi, di pagi itu ujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi google classroom. Selain ujian HPI yang dilakukan secara online mata kuliah lainnya yang di gelar online yaitu hak kekayaan intelektual,hukum kehutanan,etika dan profesi, teknik perancang per-UU,hukum lembaga keuangan negara dan pratek peradilan TUN bang. Sebut Dhea.

Menurut Dhee, ujian secara online begitu berbeda dengan ujian tatap muka. Apalagi, kita ga bisa memastikan bahwa jaringan internet selalu bagus, akhirnya ujian bisa terganggu, sinyal internet menjadi utama, dan saat ujian harus fokus karena ada batas waktu, dan ga bisa melakukan aktifitas lain. "Tapi alhamdulillah ujian kemarin berlangsung lancar dan terjawab semuanya heheheh" Ujar Dhea tersenyum.

Di saat wabah corona kampus Universitas Lancang Kuning telah melakukan beberapa perubahan dalam aktifitas perkuliahan, mulai dari meniadakan kuliah tatap muka mengurangi aktifitas kampus, dan mengurangi bebas tugas mahasiswa. Lewat Intruksi rektor Unilak (Dr. Junaidi.SS.M.Hum) beberapa waktu lalu telah mengeluarkan intruksi dalam pelaksanaan kuliah, diantaranya, memberikan potongan sebesar 50 persen dari biaya ujian akhir semester, mengurangi materi perkuliahan yang dapat mengkonsumsi internet dalam jumlah besar,  dosen tidak dibenarkan memberikan tugas yang berhubungan dengan orang banyak atau turun ke lapangan, dan selama semester genap tugas kuliah maksimal tiga kali dan bahkan tugas tersebut bisa menjadi pengganti ujian tengah semester.

"Tugas dan beban mereka(mahasiswa) sudah terlalu banyak, misalnya beban orang tua di kampung yang berkurang penghasilan, atau orang tuanya yang di PHK, dan itu jadi beban, dan saya telah mengeluarkan intruski untuk meringankan beban mahasiswa di saat wabah corona ini". Ujar Rektor saat di temui usai penyerahan paket sembako kepada mahasiswa Rabu lalu.